Love In Korea part1
PRAAAAAANGGGG !!!!!!Suara barang2 jatoh terdengar mengagetkan seisi kamar Naura. Stetoskop dan alat2 kedokteran lainnya tampak berserakan di lantai. Di pojok ruangan Naura nampak meluk lutut sambil muka bersimbah air mata. Rambutnya udah sembawutan nyaingin penyanyi rock yang abis manggung jungkir2 ( Emang penyanyi rock bisa jungkir ye…xixixixi)
“Woles beib… woles….” Sandra yg ngibrit dari kamarnya langsung memeluk Naura. ” Ni bukan akhir dari dunia, dear. ni cuman batu sandungan kecil aja, lo tegar dong seperti yang gua kenal selama ini ” Sandra menepuk2 punggung Naura, berusaha menenangkan sahabatnya yang sedang dalam emosi tingkat langit ke 7 itu. Yups, Naura baru aja diberi cuti tanpa batas waktu yang ditentukan oleh RS tempatnya bekerja.
” Lo bisa ngomong gitu karena ga ikut dalam tim dan ga ikut dipecat kayak gue!! Nyawa manusia itu bukan gue yg atur, dokter itu bukan Tuhan Yang Maha Kuasa. Lalu kenapa ketika kita ga bisa menyelamatkan nyawa pasien kita yang disalahkan?!” Naura berujar dengan suara yg masih tinggi. Tangannya kembali ngacak2 rambutnya yg udah hancur berantakan itu. Ga ada banget kesan wibawa seorang dokter ketika amarah sedang mengungkunginya begitu. Lebih mirip anak TK yang diambil maenannya, hehehe
” Sssttt… lo jangan teriak2 gitu. Kasian nanti tamu2 ibu pada kabur denger treakan lo ini. Dikiranya ada penyergapan densus 88 nanti. gue ralat informasinya, lo kagak DIPECAT!! lo cuman DIRUMAHKAN. Ngerti ga lo dengan bahasa itu? ”
” Itu cuman nama lain aja….”
” Suatu saat lo akan dipanggil lagi untuk bekerja, Lo seorang dokter yg pintar. RS butuh lo ”
” Tapi tidak dengan Orang Tua anak itu. Kekuasaannya akan mematahkan pihak RS buat narik kita lg….” Naura melemparkan tubuhnya ke tempat tidur, wajahnya jelas sekali menunjukkan keprustasian tingkat tinggi. Bagaimana tidak, ketika dia baru 3 bulan diterima di sebuah RS favorit di ibukota sebagai tenaga medis disana, dia sudah harus dirumahkan karena dia dan timnya telah gagal mengoperasi seorang anak pejabat ternama. Dia dan rekan2nya sebanyak 7 orang itu mendapat pemberitahuan kalo mereka terpaksa dirumahkan oleh pihak RS karena operasi yang mereka jalankan dan gagal itu dikatakan ada kesalahan teknis yg menyebabkan hilangnya nyawa pasien. jadi selama tim khusus yang sengaja dibentuk RS itu belum menyatakan kalo operasi mereka itu sesuai prosedur, maka mereka ber 7 untuk sementara tidak bisa bekerja dulu.
Sebenernya Naura menduga itu cuman akal2an saja. Alias memecat mereka dengan cara yang sedikit terhormat. Naura yakin itu merupakan konspirasi tingkat atas, yg semuanya berakar pada kekuasaan.
Dan kini sang dokter pun bener2 dilanda frustasi tingkat tinggi. Diam di rumah tanpa melakukan apapun adalah suatu hukuman tak terhingga beratnya buat Naura. Ada beberapa rekannya yang mau merekrut dia sebagai tenaga medis di klinik mereka, tapi Naura masih belum siap menghadapi pasien lagi. Sandra yang merupakan sahabatnya sesama dokter yang juga sebagai penyewa salah satu kamar di guest house ibunya itu tak henti2nya memberikan support buat sahabatnya yang sedang tertimpa musibah itu.
” Lo tau ga, kenapa gue lebih milih tinggal disini ketimbang gue sewa rumah di tempat lain?” Ujar Sandra ketika di suatu sore dia menemukan sahabatnya itu sedang merenung di ayunan taman belakang guest house.
” Karena disini murah, uang lo bisa ditabung buat bikin istana di Palembang sana….”
” Brengsek lo, di kampung gue dah punya istana warisan bonyok” Sandra manyun dibilang begitu oleh Naura” Karena disini ada lo, ada ibu, ada kekeluargaan. sebagai perantauan hal yg paling dirindukan itu kluarga. Lo dan ibu dah jadi bagian dalam hidup gue, disini gw bener2 merasa punya keluarga. lo bahagia gua bahagia, lo sedih gue tak kalah sedih….”
” Gue tau itu…” Naura memutar2 ujung kakinya di rumput. Nampak sekali kalau dia belum bisa menerima kenyataan. Kemarin dia mencoba untuk menghubungi beberapa rekan 1 tim yang mengalami nasib yang sama. Diantara mereka ada yang memilih mengundurkan diri dan ada juga yang memilih bertahan sampai keputusan tim khusus itu keluar. Saat ini Naura masih memutuskan untuk wait n see aja
” Dan lo ngerasa pantas bikin gue bersedih, kenapa lo ga menunjukkan keceriaan di depan muka gue, pura2 ato gimana gitu. kenapa muka sedih itu selalu mengusik ketenangan gue, bikin gue ga enak makan, ga enak tidur, ga nyaman kerja….”
” Jauh2 aja lo dari gw….”
” kalo bisa udah gue lakuin dr dulu….btw gw punya tiket nonton konser gratis lho, 2 tiket. lo tau sapa yg konser??? Min wuuuuuuuuu!!! ayo move on, dear. Kita nikmatin hidup kita !” Sandra histeris sendiri sambil nempelin tangan ke muka mirip gaya chibi2.
” Gw? nonton konser artis? oh nooooo!! bisa makin stres gw!
” Coba sekali iniiiii aja, lo ga bakalan nyesel deh. gw jamin !”
” Makan thu artis Korea, lebih baik gue berenang di kolam lele daripada nonton artis yg lebay2 itu, hih !” Naura ngeloyor setelah tangannya dengan cuek noyorin kepala Sandra
” Brengseeeekkk!!! awas lo ketulah nanti nyembah2 pengen punya cowok orang Koreaaaa! ” Sandra berteriak agar suaranya kedenger Naura yg udah ngeloyor masuk ke ruang makan.
Malam harinya, ketika Sandra sedang jingkrak2 karena bisa nonton konser idolanya, Naura nampak ngobrol serius dengan ibunya di balkon kamar.
” Ibu ga salah dengan keputusan ibu itu? kenapa ga suruh karyawan ibu yang berangkat kesana? aku sama sekali ga tertarik melakukannya dan ga punya basic pula. setauku kalau latihan perhotelan itu aku diajarin managemen sampe bikin masakan2 juga kan?”
” Ini bukan sekedar pelatihan seperti itu aja, Ra. ini demi kemajuan guest house kita. 5 peserta terbaik akan menjadi mitra STAR Hotel. disana kamu bukan seperti anak kost yg keabisan duit. Kamu tinggal di apartemen, ada uang saku, dikasi mobil juga. ini karena keberuntungan kita terpilih sebagai wakil dari Indonesia. Anggap saja kamu kuliah lagi sekaligus jalan2 di negeri orang ” ibunya menatap Naura yang super mumet karena mau ditugaskan mewakili guest housenya untuk pergi ke Korea.
” Bu… ibu tau kan alasanku ga mau pergi? Aku ga suka dengan apapun yang berkaitan dengan Korea. dari dulu aku selalu diejek teman2ku. Ketika aku bilang ayahku seorang warga korea mereka tak pernah percaya dan mengejekku sebagai anak yang tak punya ayah…”
” Dan kamu lebih percaya omongan mereka? kamu tidak percaya bahwa ibu menikah dengan ayahmu? kamu tidak percaya ibu, bahkan setelah melihat surat nikah ibu dan ayahmu?” Naura cuma diam menunduk ” Nak…. ayahmu orang yg baik, dia orang terhormat. membesarkanmu sebagai single parent adalah pilihan ibu sendiri. Apapun yang terjadi hari ini adalah murni kesalahan ibumu ini….” Ibu menyeka air matanya. Tangannya meraih tangan Naura dan menggenggamnya ” Untuk kali ini… 1 kali saja sepanjang hidupmu. injakanlah kakimu di negara dimana ayahmu berasal. dimana ibumu bertemu dengan ayahmu, dimana ibumu untuk pertama kalinya jatuh cinta. Tidak lama, Nak. 4 bulan saja……”
” Beri aku 1 alasan kenapa ibu memilih membesarkanku seorang diri?”
” Karena ayahmu seorang pria beristri…… ”
*****************************************************************************
FLASHBACK BERAKHIR…
Kembali ke alam nyata….
Seoul jam 7 malam. Suasana meriah di tepi sungai Han.
Naura termenung sendirian, terbayang saat sebelum dia terbang ke Incheon, Sandra sampe nangis2 memeluknya
” Bae2 lo disana. peluk cium gue buat Min wu yaaa….”
” Lebaaayyyy, doain gw biar cpt nemu alesan balik lg ke Indo” Ucap Naura sambil ujung matanya melirik jahil pada sang ibu tercinta.
Sebelum take off Naura menelpon Dr.Andreas, Dokter bedah yg waktu itu jadi pemimpin operasi anak pejabat tersebut.
” Maafkan saya dr.Naura. saya sendiri belum tau ini sampe kapan. Yang jelas kita tetap dapat dukungan dari IDI. Saya kira tidak lama lagi suasana akan kembali normal. Setelah tim khusus itu berhasil memberikan bukti kita akan kembali bertugas” Suara Dr.Andreas di telponnya
” Saya baru mau take off ke Korea, dok. Ibu saya minta saya mengikuti pelatihan perhotelan disana selama 4 bulan. Seandainya sebelum 4 bulan saya sudah ada panggilan lagi dari RS apa saya bisa menundanya sampai saya selesai pelatihan?”
” Saya kira bisa, bukankah kau tidak suka Korea?” Suara Dr.Andreas terdengar diiringi senyuman. Rupanya banyak yang tahu kalau Naura tidak suka dengan Korea.
” Tapi saya mencintai ibu saya…..” Ujar Naura dengan mrengut
” Lakukan yang terbaik disana ya, cepat kembali ke Indo….” Ucap Dr.Andreas membuat Naura sedikit berdebar mendengar kata terakhir sang dokter itu. Seperti sebuah tetesan embun di tengah gersangnya Sahara. Adeeeeeeemmmm kedengernya, hehe
“Ya dok, terimakasih….”
Dan tahukan anda? rupanya Naura menjadi dokter itu salah 1 alasannya adalah Andreas. Sejak SMP Naura sudah naksir dengan kakak kelasnya yg terkenal pintar itu. Naura belajar keras agar bisa masuk ke sekolah dimana Andreas sekolah. Termasuk ketika Andreas masuk di fakultas kedokteran, Naura pun mnyusul untuk kuliah disana. Tidak pernah ada kata cinta diantara mereka, Naura hanya mencintai sepihak saja. Berkali2 dia harus menyaksikan Andreas menjalin hubungan dekat dengan beberapa teman kampus, Naura hanya bisa menangis sendirian di kamar. Hanya ibunya yang selalu menjadi tempat curhatnya tentang Andreas ini. Berkali2 ibunya menyuruh Naura untuk mengungkapkan perasaan pada Andreas, tapi Naura tetaplah seorang perempuan Indonesia, yang masih punya kebiasaan ditembak daripada nembak duluan. Bagi Naura, bisa dekat dengan Andreas meskipun hanya sebagai asisten dokter bedah itu, tetap suatu kebahagiaan yang tak terkira. Selain ibunya Tak ada yang tau lagi tentang cinta sepihak itu, termasuk Sandra yang sudah menjadi teman Naura semenjak mereka kuliah di kedokteran.
Tanpa Naura ketahui, ketika dia berucap ” Tapi saya mencintai ibu saya “, diseberang sana Andreas bergumam pelan ” Dan saya mencintai kamu, Naura…..”
*********************************************************************************
Kini 3 hari sudah dia ada di Korea. sudah mendapatkan apartemen dan mobilnya juga. Cuman pendidikannya baru mau dimulai 3 hari lg karena masih nunggu peserta dari India.
” Bete bete bete….. apa gw harus ikutan bunuh diri di Sungai Han iniiiiii….!!!!!!” Naura berteriak seraya melemparkan sebuah batu koral yg dia pungut dari bawah flatshoesnya. Tiba2 sebuah teriak kesakitan terdengar dari jalan setapak Taman Yeouide sungai Han itu. Yup, dugaan Naura benar. Batu itu mengenai seseorang
” Oh Tuhan, beneran mati aku. Apa yang harus aku lakukan……” Naura berdiri kebingungan sambil memegangi tas ranselnya. Tiba2 seseorang nuntun sepeda menghampirinya, wajahnya mengenakan masker. Tangannya nampak memegangi jidatnya yang kelihatan berdarah. Naura siap pasang kuda2, waspada kalo tiba2 orang itu menyerangnya. Yups, Naura jagoan karate juga lho. Dia pemegang sabuk item. Jadi jangan macem2 yah…:)
” Hei ! Apa yang kamu lakukan setelah menganiaya saya!!!!” ucap orang bermasker itu dalam bahasa Korea. Dia kaget melihat Naura yang malah ambil ancang2 gitu.
” Maafkan saya….saya benar2 tidak sengaja ” Naura yang tidak mengerti bahasa korea itu berkata dalam bahasa Inggris. langkahnya pelan2 mundur,
” Owh, kau bukan orang Korea? tunjukkan kartu identitasmu! dan ikut aku ke kantor polisi!!” Pria itu semakin mendekati Naura, kali ini dia bicara dengan bahasa inggris juga
” Maafkan saya, saya benar2 tidak sengaja. Saya kira tidak ada orang disana. ” Naura masih sedikit ketakutan ” a..anda berdarah….Bagaimana kalau saya obatin dulu luka anda itu, saya…saya seorang dokter. Dan kalo anda mau bawa saya ke kantor polisi saya pasti ikut setelah saya mengobati luka anda ” Naura melihat ada secercah cahaya terang, jangan2 dengan ini dia bisa dideportasi, hehehehe #NauraJahil
” Berikan dulu kartu identitasmu!” Pria itu tidak menggubris kata2 Naura. Dia mengulurkan tangannya meminta kartu identitas Naura.
Naura mengambil dompet dari dalam tasnya. Dan menyerahkan SIM internasionalnya ke pria itu yang dengan cepat meraihnya dan mengidentifikasinya dengan mendekatkan ke lampu taman agar bisa terlihat jelas yang tertulis disana
” Indonesia……” Gumamnya setelah melihat data diri Naura.
” Ya….Saya peserta pelatihan STAR Hotel. Saya disini selama 4 bulan, kalau tidak jadi dideportasi karena menganiaya seseorang” Ucap Naura nyleneh. ” Bisakah saya obatin dulu luka anda? ” Melihat Naura tidak ada niat kabur, pria itu menyandarkan sepedanya ke tiang lampu taman. dia duduk di depan Naura yang mengeluarkan kotak P3K dari dalam tasnya ( mentang2 dokter, selalu siap alat kesehatan Naura ini) ” Bagaimana kalau kamu buka maskernya?”
” Tidak! luka saya di kening, masker ini tidak menghalangi lukanya”
” Tapi darahnya merembes ke pipi…”
” Saya tidak mau!” Pria itu bersikeras tidak mau membuka maskernya. Dan tanpa diduga, Naura meraih masker itu dan menariknya, sehingga tampaklah wajah tampan pria korea itu. Shock mendapat serangan tak terduga, pria itu bermaksud menutupi mukanya dengan tangannya
” Tidak usah minder, wajahmu normal kok ” Naura sama sekali tidak memahami keterkejutan pria itu.Naura mengira pria itu minder karena wajahnya jelek ato ada cacat ( Naura ga punya mataaaa, liat cowok ganteng kok ga shock, wkwkwkwk). Dibersihkannya darah pria itu dengan alkohol. lalu memberinya plester. ” Selesai….Jadi membawaku ke kantor polisi? nampaknya lukamu tidak parah. seminggu juga udah sembuh….” Naura memandangi plesternya apakah nempel dengan sempurna atau tidak, dia sama sekali tidak memandang wajah pria itu, intinya tidak tertariklah. hehe
” Kau tidak mengenalku? ” Pria itu yang nampaknya masih kebingungan melihat reaksi santai dari Naura. Dan lagi2 Naura salah penafsiran
” owh iya, kita belum kenalan, Saya Naura, anda?” Naura mengulurkan tangannya mengajak salaman
” Saya… Kim. Ya, nama saya Kim” Ujar Kim dengan sedikit kikuk
” Bisa kembalikan SIM saya? atau masih mau membawa saya ke kantor polisi? Saya berharap bisa secepatnya dideportasi, saya tidak suka Korea” Ucap Naura sambil memasukkan kembali kotak P3Knya itu ke dalam tas
” Kalau itu keinginanmu, saya tidak akan memberikannya. SIM ini saya tahan sebagai jaminan kalau kamu tidak akan melarikan diri. Berapa lama luka seperti ini akan pulih?”
” 1 minggu ”
” Temui saya 1 minggu kemudian disini. ” Pria itu bangkit dari duduknya dan kembali meraih sepedanya setelah memakai kembali maskernya yang tadi dibuka paksa oleh Naura.
” Heeii, bagaimana saya bisa mempercayaimu !” Teriak Naura berlari mencegat sepeda pria itu. Dia menghalangi jalannya dengan merentangkan kedua tangannya
” Aku pria sejati, apa yang aku katakan pasti ku lakukan, mana ponselmu ?” Pria itu mengulurkan tangannya
Naura menyerahkan ponselnya ” Jangan sampai kau sita juga, bisa mati aku ! ”
Kim menekan beberapa angka yang nampaknya nomor ponselnya. Lalu dia menyerahkan ponsel itu kembali ke Naura. ” Jangan coba menelponku kalau aku belum ingkar janji ”
Naura menerima kembali ponselnya dan memberikan jalan buat sepeda Kim. Dia melihat nomornya baru saja misscall ke sebuah nomor yang langsung disave dengan nama ” Korban”
******************************************************************************
Disini nih si Naura ketemu Kim…..:)
Lanjut ke part2
Recent Comments